Wednesday, July 31, 2013

Arti Sebuah Kegagalan

Siapa sih yang belum pernah merasakan kegagalan? Pasti hampir semua manusia di muka bumi ini pernah merasakannya. Gak percaya? Coba deh ditanya satu per satu (ups, manusia di Bumi kan banyak banget, bermiliar-miliar).

Seseorang yang pernah mengalami kegagalan pasti sedih. Entah merasakan kesedihan mendalam atau kesedihan sementara saja. Nah, cukup banyak aneka ragam "kegagalan" lho! Ada kegagalan cinta, prestasi, karier, rumah tangga, ambisi, dan juga kompetisi. Ya, namanya juga hidup, banyak hal yang dialami sekaligus mau tak mau, suka tak suka harus dijalani.

Ada pepatah, "Kegagalan adalah kunci sebuah keberhasilan". Jujur, saya percaya makna pepatah tersebut. Saya cukup yakin, awal menuju puncak keberhasilan adalah mengalami beberapa kegagalan. So, bisa jadi "kegagalan" ini merupakan ujian yang harus kita lalui sekaligus membuat kita belajar. Mengapa belajar? Yup, karena dari kegagalan kita dapat belajar memperbaiki suatu hal dan juga diri masing-masing menjadi lebih baik. Dari kegagalan kita juga belajar untuk mengambil hikmahnya. Pun dari kegagalan kita belajar untuk lebih bijak dan bersabar terhadap apa yang telah terjadi, kita alami (ya, meski berat juga sih).

Terkait kegagalan, cukup sering saya alami selama ini. Meski begitu, saya berusaha memegang quote, "Life: Let it Flow". Merasa sedih? Ya, tentu saja. Tidak menerima bahwa saya telah gagal, itu pun pernah saya rasakan. Namun, saya sadar, semuanya memang harus dikembalikan kepada Allah SWT. Dia Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk kita dan Dia juga yang Mengetahui kapan saat yang tepat untuk memberikan apa yang kita inginkan dan juga dibutuhkan. Ini disebabkan apa yang kita inginkan belum tentu kita butuhkan. Nah, di samping itu, saya percaya bahwa "rencana Allah selalu indah". Jika saat ini kita gagal, mungkin Allah menguji kita agar selalu bersabar. Bukankah sudah dipastikan bahwa Allah bersama orang-orang yang bersabar? Pun, jika kita gagal, itu bisa jadi Dia ingin melihat kesungguhan usaha kita dan ingin agar kita berikhtiar, bertawakal, dan selalu ingat kepada-Nya. Bukankah Allah suka kepada orang yang bertawakal kepada-Nya?

Berikut ini merupakan beberapa "kegagalan" yang pernah saya alami (ini sekadar sharing, lho!). Pertama, waktu awal saya masuk SMA. Sebelum resmi menjadi siswa kelas X, saya benar-benar merasa sedih banget! Rasanya seperti mau nangis seharian. Mengapa tidak? Salah satu SMA tujuan saya ternyata menolak saya alias saya tidak diterima di sekolah itu karena nilai tes saya tidak mencukupi. Maka jadilah saya bersekolah di salah satu sekolah swasta Islam. Namun, setelah beberapa lama saya sadari bahwa ini sudah takdir dari Allah. Allah Mengetahui apa yang saya butuhkan.Salah satunya adalah ajaran-ajaran agama yang diterapkan di sekolah saya itu. Alhamdulillah, ternyata para pengajar di sana banyak yang memotivasi para siswanya untuk belajar sungguh-sungguh (meskipun saya tipikal siswa yang santai dalam belajar, heheheh). Mereka pula yang banyak memberikan "wejangan" dan nasihat, seperti "biaya sekolah itu mahal" dan "jangan kecewakan orangtua kalian" serta "Kalian harus punya cita-cita dan jangan lupa berdoa." Lama-kelamaan, berawal dari kekurangnyamanan, tidak sampai satu semester saya menikmati suasana di SMA saya itu. Bahkan, meski ada beberapa teman saya menawari agar saya pindah ke sekolahnya (di tahun ajaran berikutnya), saya putuskan untuk tetap bersekolah di sini.

Alhamdulillah, saya bersyukur sekali karena memang benar adanya bahwa "rencana Allah selalu indah". Meski waktu SMA saya di swasta (karena gagal masuk SMA negeri), saya diterima di salah satu PTN. Inilah skenario sekaligus nikmat Allah yang diberikan kepada saya. "Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan"

Kedua, sebelum saya bekerja di salah satu media massa harian nasional sebagai seorang editor, saya beberapa kali mengajukan lamaran ke beberapa media massa, seperti Kompas, Tempo, Media Indonesia, bahkan Trans TV dan Trans 7.  Di Kompas saya mendapat panggilan tes, namun saya sudah bekerja di kantor saya sekarang ini sehingga saya tidak mengikuti tes tersebut. Lalu, di Tempo saya gagal di tahap tiga atau empat gitu (maklum, saya lupa soalnya dua tahun lalu, sih), di Media Indonesia saya tidak mendapat panggilan, begitu juga dengan Trans TV dan Trans 7. Awalnya sempat hopeless, pesimistis gitu. Namun, saya sadar, saya harus optimistis. Bukankah rezeki--dalam hal ini pekerjaan--sudah diatur Allah, tinggal bagaimana usaha kita saja. Sampai akhirnya, setelah melewati beberapa tahap, saya diterima di harian nasional ini. Alhamdulillahirabbil alaamiin... :)

Ketiga, sejak awal tahun 2013 sampai Juli ini saya telah mengikuti beberapa perlombaan, kira-kira sekitar tuju perlombaan, seperti lomba menulis esai, cerpen, bahkan novel. Berawal dari iseng, tapi cukup membuat saya penasaran meski sebenarnya hasil karya saya tersebut masih diperlukan banyak perbaikan. Maklum, penulis pemula, masih perlu banyak belajar. Namun, dari semua perlombaan tersebut, tidak ada yang saya menangkan. Sekalipun hanya satu yang masuk 75 besar dan itu adalah lomba esai. Mungkin, memang usaha saya yang belum maksimal, terikat deadline, dan kurang fokus. Ya, dengan ini berarti saya mesti belajar, memperbaiki segalanya. Kecewa dan sedih, tentu saja. Bayangkan, tiga cerpen saya gagal masuk finalis, pun demikian dengan dua novel (mungkin masih banyak, banyak banget kekurangannya) yang saya lombakan. Meski begitu, saya harus "bangkit", tidak lama merasa "terpuruk" akan kegagalan, memang kudu optimistis dan tidak pernah berhenti mencoba (meski terkadang ingin mencoba, godaan kesangsian menyelimuti :) ).

Saya pun teringat akan perkataan ibu saya, "Mungkin belum sekarang, tapi bisa jadi suatu hari nanti akan berhasil." Aamiin, insya Allah semoga saja. Itu adalah doa seorang ibu. Selain itu, ibu saya selalu mengingatkan, "Jangan sedih, jangan patah semangat. Terus berusaha menjadi lebih baik lagi." Ya, semoga saja suatu hari nanti segala bentuk kegagalan-kegagalan yang pernah kita alami membuahkan hasil terbaik yang tak terkira. Aamiin... Aamiin ya Rabbalalaamiin... ^_^

No comments:

Post a Comment