Thursday, October 15, 2015

Kali Ini Aku Terjebak!

Suatu malam, adik bungsu saya berada di kamar. Entahlah, belakangan ini dia cukup manja. Makanya, pada malam itu dia ingin saya menyuapinya sambil menonton televisi di kamar saya (please, terkait hal ini jangan ditiru, ya!)

Kami berdua menonton televisi bersama. Saya pun menyuapi dia, mungkin semenit sekali. Saat menonton, tiba-tiba si bungsu bertanya, "Kak, cerdik itu apa?" Nah, dia mendengar kata "cerdik" dari dialog yang diungkapkan seorang tokoh dalam film di televisi.

Saya pun menjawab, "Cerdik itu pintar, De, banyak akalnya."

"Oh, begitu ya, Kak. Cerdik itu seperti siapa?" tanya si bungsu. Maksud hati bercanda dan narsisisme saya berkata, "Ya, pasti seperti Kakak. Hehehe..." 

Lalu, si bungsu dengan nyengir kuda berujar, "Ih, gak mungkin Kakak cerdik!"

"Lho, memang kenapa, De?"

"Kakak tuh salah! Yang cerdik itu pasti kancil, bukan Kakak!" jawab si bungsu. Deg! Rasanya malu banget dijawab begitu sama si bungsu. Sebenarnya yang cerdik itu kamu, De!

Saya pun ingin tahu alasannya menyatakan bahwa kancil itu cerdik. Adik kesayangan saya itu mengungkapkan, "Kata bu guru, kancil itu cerdik, Kak! Jadi, yang cerdik itu kancil, bukan Kakak!"

Ya sudah, hanya itu saja kok ceritanya. Memang tidak terlalu penting, cuma ya ingin cerita saja.


Monday, October 5, 2015

Jejak

Aku mencoba mengikuti jejakmu
Namun sayang,
jejakmu sudah terhapus
tersapu oleh tiupan angin

Aku mencoba memperhatikan sisa-sisa jejakmu
Namun sayang,
tak tampak jelas
Aku sulit memahaminya

Aku pun berusaha merekam jejakmu
Namun sayang,
aku tak mampu,
aku lemah,
aku rapuh,


Jejakmu hilang dengan mudah
begitu saja!

Monday, June 15, 2015

Sepasang Sandal Jepit

Kita adalah sepasang sandal jepit
yang berjalan beriringan
tak pernah sekali pun tak berdampingan

Kita adalah sepasang sandal jepit
tampak sekilas hanya rupa biasa, tak menarik
namun, kita selalu sama
Tak peduli apa kata orang tentang kita

Kita adalah sepasang sandal jepit
selalu sejalan dalam menentukan arah
Tak pernah kita berbeda
meski kau lebih sering berjalan di depan
sebagai arah kebaikan yang kemudian kuikuti

Kita adalah sepasang sandal jepit
tak terpisahkan walau ada yang ingin mengganti
Kita adalah sepasang sandal jepit
yang saling setia 'tuk selalu bersama
Kita adalah sepasang sandal jepit
terkesan biasa, namun penuh makna


Kasablanka, 15 Juni 2015

*bus Sinar Jaya menuju pulang
*maaf kalau "puisi" di atas agak "ngawur", tak bermakna dalam. Namanya juga "karya iseng", pun penulisnya bukan seorang romantis yang mampu merangkai kata2 manis dan puitis. Bukan pula orang yang mahir menulis puisi. Hehehe...

Wednesday, June 10, 2015

The Corrs, COMEBACK!!





The Corrs comeback!!! Wow, saya senang sekali mendengar kabar ini. Hampir satu dasawarsa band asal Irlandia itu hiatus dengan alasan, salah satunya, "ingin fokus mengurus keluarga". Walau demikian, tak dimungkiri, dua personel The Corrs, Sharon Corr dan Andrea Corr, berkibar sebagai penyanyi solo.

Menurut saya, genre musik mereka berdua pada album masing-masing tak jauh berbeda dengan genre musik The Corrs. Ya, meski tak dimungkiri tak semua lagu pada album mereka saya dengarkan, mengingat saya hanya mengandalkan YouTube untuk mendengarkannya. Maklum, cari album solo Sharon Corr dan Andrea Corr "lumayan susah" di Indonesia. Saya sudah mencoba cari ke beberapa toko kaset, online shop, tapi tak kunjung ditemukan. huhuhu... sedih ya... Kok malah membahas dua personel The Corrs tersebut, sih! Oke, kembali ke bahasan awal. The Corrs comeback!


Berawal dari tadi pagi, beberapa menit sampai di kantor dan iseng-iseng membuka beberapa media sosial. Nah, saat membuka Facebook (media sosial yang sudah jarang saya buka), saya memperoleh informasi dari fanpage Sharon Corr yang menge-share informasi dari irishtimes.com. Situs tersebut menyatakan bahwa The Corrs akan KEMBALI. Terkejut, pastinya! Senang, sudah pasti saya rasakan. Walau begitu, awalnya saya timbul sedikit keraguan dalam hati saya, bener gak sih The Corrs akan "kembali" atau ini hanya sekadar kabar angin saja? Terlebih, kira-kira hampir dua tahun lalu saya pun mendengar kabar bahwa The Corrs akan kembali, tapi sayangnya tak terbukti hingga awal tahun ini. Namun, tampaknya hal itu akan menjadi nyata pada beberapa bulan nanti, menuju akhir tahun 2015.

Saya pun membaca hingga selesai artikel dalam situs tersebut. Ya, mau tak mau saya harus memahami isi artikel yang di-share oleh Sharon. Maklum, artikel itu menggunakan bahasa Inggris, sedangkan kemampuan bahasa Inggris saya, mmh rata-rata harus banyak banget belajar. Meski demikian, saya berusaha untuk tidak menggunakan jasa Google Translate, sungguh! hehhehe...

Intinya sih, isi artikel berjudul "Forgiven, not Forgotten: The Corrs are Back and We Have Ten Reasons to Celebrate", yakni band bersaudara ini akan tampil pertama kali pada 13 September 2015 di BBC Radio 2 secara langsung di Hyde Park. Selain itu, kabarnya The Corrs juga sedang memproses pembuatan album baru. Wow! Jadi, tak sabar nih seperti apa lagu-lagu yang ada dalam album terbaru The Corrs nanti. Apakah masih dengan lirik romantis dan mudah dipahami, sedikit mengandung filosofis, musik yang "berkelas" namun bisa dinikmati semua kalangan, dan dengan sisipan satu-dua musik instrumen khas Irlandia?

Pastinya, para penggemar The Corrs di dunia ini--termasuk saya--merindukan mereka memunculkan karyanya kembali, secara bersama-sama--Jim, Sharon, Caroline, dan Andrea. Selain itu, terkait dengan kabar "kembalinya" The Corrs, untuk sementara saya menafsirkan bahwa album "terbaru"-nya nanti akan ludes dalam waktu yang sangat cepat. Mungkin, bisa juga menembus chart tertinggi di UK, misalnya, sebagaimana seperti album Talk on Corners--album kedua The Corrs (ini kesannya sok tahu banget, ya hihihi).

Oh ya, kembali ke pembahasan "benar atau tidaknya" The Corrs comeback. Nah, untuk membuktikan keakuratan berita tentang band bersaudara ini, saya mencoba browsing ke situs lain via Google tentunya untuk mencari kabar terkait mereka. Benar saja! Beberapa situs mengungkapkan hal sama, The Corrs comeback! Situs atau website tersebut di antaranya www.evoke.ie dan hiburan.metrotvnews.com. Tak dimungkiri, gegara berita The Corrs saya menjadi kepo. Ya, maklum saja, namanya juga penggemar yang merindukan band kesukaannya--terkait kesukaan grup musik, saya paling "malas" menyebutnya sebagai "idola" (kata yang sensitif menurut sudut pandang saya). Maka dari itu, saya yakin banget kalau ini fakta, The Corrs comeback! Apalagi ada beberapa situs blog yang saya temukan--tentunya orang Indonesia--juga memublikasikan berita tersebut.

Jika memang sudah positif The Corrs akan tampil perdana pada September nanti, bisa jadi mereka akan mengadakan tur dunia untuk promo album terbarunya. Semoga saja, Indonesia menjadi salah satu jadwal dalam tur dunianya. Wah, kalau Indonesia menjadi "sasaran" konser The Corrs dan Yang Maha Kuasa mengizinkan, saya ingin menontonnya (Mmh... kalau ada kabar terkait konser The Corrs kudu menabung dari jauh-jauh hari hehehe). Sekali lagi, semoga saja The Corrs "mampir" ke Indonesia. ^_^ Setidaknya, ini seperti Sharon Corr yang pernah datang ke Indonesia sebagai bintang tamu dalam konsernya Yovie.

The Corrs, I'm waiting for you...

Kasablanka, menanti waktu pulang kerja....

Sunday, May 31, 2015

Welcome June!

Selamat datang, Juni!

Iya, itulah kalimat minor yang mengawali tulisan iseng ini. Maklum, namanya juga ditulis saat pagi hari, menuju ke kantor kawasan Kasablanka, pun di Metro Mini pula.

Ada apa dengan Juni? Adakah yang terkesan atau bermakna dengan tibanya bulan keenam dalam setahun ini?

Bulan Juni, ya Juni, mengingatkan kita waktu bergulir begitu cepat. Rotasi Bumi yang mengakibatkan pergantian siang-malam, menunjukkan waktu berjalan lebih cepat. Selain itu, Juni, bulan pertengahan tahun menandakan bahwa enam bulan lagi Bumi akan mengalami revolusi. Subhanallah... sungguh cepat, ya.

Lebih dari sekadar itu, awal Juni--menurut saya--mengingatkan kita semua bahwa Ramadhan sebentar lagi, tak sampai sebulan, kita akan bertemu pada bulan penuh berkah ini. Subhanallah...

Satu hal lagi, khusus bagi saya, dengan datangnya Juni, mengingatkan saya bahwa sebentar lagi deadline kerjaan. Semua tugas harus segera selesai, buat soal, pembahasan, memasukkan gambar, lalu ditembak ke server. Kuncinya, bismillah saja. Inna ma'al 'usriyusraan... di mana ada kesulitan di situ pasti ada kemudahan. Walaupun banyak yang belum dikerjakan, semoga dilancarkan penyelesaian pekerjaan. Aamiin...



Friday, May 15, 2015

Untuk Anak, Apa sih yang Harus Disiapkan?

Memiliki anak merupakan impian seorang wanita. Bahkan, kaum Hawa pun berpendapat bahwa hidup akan lebih sempurna bila memiliki si buah hati; mengandung, menyusui, merawat, dan mendidiknya. Namun demikian, tak sedikit wanita beranggapan mengurus anak termasuk "hal mudah". Mengapa demikian? Apakah ada halangan dan rintangannya? Ataukah memiliki anak merupakan "tantangan" terberat kaum Hawa?

Memang, tak dimungkiri mengurus (mendidik dan merawat) buah hati merupakan "tugas utama" seorang wanita. Hal ini mengingat bahwa kaum Hawa merupakan "madrasah" pertama bagi anaknya. Dengan kata lain, dialah sumber pendidikan dan kasih sayang seorang anak.

Tentu kita sudah sering kali mendengar pernyataan "Mengurus anak itu capek, repot, ribet, tidak mudah, dan sebagainya." Padahal, kunci untuk mengatasinya sederhana saja, KEIKHLASAN. Mengurus anak memang jangan dijadikan beban. "Nikmati saja," kata ibu saya. 

Saya masih LAJANG, tapi terkadang sifat "iseng" saya muncul. Saya suka memperhatikan bagaimana wanita--terutama ibu saya--mengurus buah hati. Ya, menurut saya, memperhatikan hal itu cukup bermanfaat, lumayan untuk bekal nanti jika sudah menikah dan memiliki buah hati (aamiin).

Memiliki anak merupakan anugerah terbesar, bahkan terindah yang diberikan Sang Illahi. Kalau menurut ayah saya, "Memiliki anak merupakan kekayaan sesungguhnya." Bukankah sudah jelas bahwa anak termasuk "tabungan akhirat" sekaligus tanggung jawab kita sebagai seorang insan?

Berdasarkan pengamatan saya, baik melihat cara ibu maupun teman mengurus buah hati, merawat dan mendidik anak merupakan "tantangan terindah" bagi wanita. Dengan mengurus buah hati--setidaknya--banyak hal positif yang bisa kita peroleh (mengambil hikmahnya). Di antaranya, bisa melatih diri menjadi pribadi yang SABAR, IKHLAS, dan senantiasa BERSYUKUR. Mengapa SABAR? Ya, karena kita harus pandai-pandai memanajemen emosi saat mengurus anak. Tak dimungkiri terkadang seorang ibu merasa kesal dan ingin marah, sekaligus lelah dalam mengurus anak. Namun, bentuk-bentuk emosi "negatif" itu perlu ditahan, bahkan mesti diusahakan dihindarkan saat mengurus anak (apalagi anaknya masih balita).

Mengapa harus IKHLAS? Jawabnya sederhana saja, jika sesuatu dilakukan secara ikhlas, insya Allah berjalan dengan baik dan lancar, seakan semua tak terbebani, bahkan menjadi sebuah "kenikmatan" tersendiri--memunculkan kebahagiaan. Nah, kalau kaum Hawa mengurus anak dengan penuh keikhlasan, pasti akan sukacita hatinya; menikmati perannya menjadi ibu, sekaligus senang memperhatikan perkembangan dan pertumbuhan anak.

Terakhir, mengapa BERSYUKUR? Memperhatikan perkembangan dan pertumbuhan anak secara saksama, dengan sendirinya--berdasarkan penilaian saya--akan menimbulkan rasa syukur, betapa Sang Mahakuasa memberikan kesempatan kepada kaum Hawa untuk menjalankan peran mulianya, menjadi seorang ibu. Selain itu, menyadari atas karunia dan kenikmatan yang diberikan Allah dalam hidup ini, mendapatkan anak, berkesempatan untuk mengurusnya.

Setelah pemaparan di atas, saya akan menjelaskan kira-kira apa saja yang mesti "disiapkan" saat mengurus anak. Ini berdasarkan pengamatan saya, lho, tepatnya secara langsung mengamati cara ibu saya mendidik anak. Maklum, saya memiliki adik bungsu yang masih kecil (sekarang dalam tahap perkembangan masa kanak-kanak awal) sehingga saya  "berkesempatan" memperhatikan bagaimana ibu mengurus si bungsu.

Ada beberapa hal yang mesti--secara umum--disiapkan saat mengurus anak. Hal ini antara lain:

  • Siapkan tisu, kapas, dan towel (saputangan berbahan tebal). Terkait tisu, usahakan ada tisu basah non-alkohol. Tapi perlu diperhatikan juga, apakah sensitif terhadap kulit buah hati. Ini mengingat kulit balita, terutama bayi, sangat rentan terkena iritasi.
  • Sediakan minyak tawon dan minyak telon. Mengapa harus minyak tawon? Alasannya sederhana saja. Bayi berusia 6 bulan atau mulai tengkurap dan/atau melakukan aktivitas motorik dan kognitif lainnya, setidaknya tak sengaja dia akan terjatuh. Umumnya, terjatuh dari tempat karena keaktifannya. Kalau sudah seperti ini, tidur biasanya akan timbul benjolan atau memar si bagian tangan, kaki, atau kepala. Di sinilah gunanya ada minyak tawon, yakni sebagai minyak urut untuk mengecilkan/ menghilangkan memar tersebut. Selain itu, minyak tawon juga berguna untuk "menghilangkan" gigitan serangga, seperti nyamuk dan semut. Di samping minyak tawon, minyak telon juga berperan cukup penting. Salah satunya, anak pasti pernah mengalami masuk angin atau gejala-gejalanya. Minyak telon ini setidaknya bisa menghangatkan tubuh anak atau mengurangi rasa kembung bagi anak.
  • Sediakan madu. Madu tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan, tapi juga menyembuhkan luka. Namanya juga anak-anak, pasti pernah mengalami luka, entah terjatuh atau terkena sesuatu. Bila masih dalam tahap kobes atau lecet, si ibu cukup memberikan minyak tawon. Tapi, bagaimana kalau lukanya bisa mengeluarkan darah banyak, kulit "robek" dan bocor? Usahakan ibu/ ayah jangan terlalu panik. Jika ada madu, oleskan pada bagian yang luka. Insya Allah madu dapat menghentikan pendarahan dan kulit yang robek pun secepatnya merapat kembali. Lagi pula, kasihan buah hati jika harus dibawa ke dokter, lalu dijahit, menangis kencang, dan pasti orangtua tidak akan tega melihatnya.
  • Selain beberapa benda tersebut, kestabilan emosi juga penting disiapkan. Salah satunya saat mengetahui bahwa buah hati sakit. Saat dalam tahap infant dan batita, anak tidak jauh terkena demam, flu, batuk, dan diare. Terkait dengan flu, batuk, dan diare, sebaiknya lihat perkembangan kesehatan anak sekitar 1x24 jam. Jika daya tahan tubuh semakin lemah, bisa dibawa ke dokter. Namun, jika anak masih mengonsumsi ASI, si ibu tak perlu terlalu khawatir dan panik. Bila mau, si ibu minum obat ringan yang biasa dikonsumsi saat ketiga sakit tersebut dialami, tapi dosisnya setengah saja. Setidaknya, anak akan menyerap saripati obat tersebut melalui ASI. 
  • Di samping itu, jika buah hati terkena demam, ketahui dulu penyebabnya. Apakah karena imunisasi atau tidak. Bila karena imunisasi, itu merupakan hal wajar. Terlebih, jika masih ASI, si ibu hanya memberikan ASI untuk anaknya, insya Allah perlahan demam turun. Namun, bila demam anak terjadi bukan karena imunisasi, diusahakan orangtua, terutama ibu tidak terlalu panik. Lihat dan pantau terus keadaan anak 2x24 jam. Usahakan selalu mengecek suhu tubuh anak. Kembali lagi pada penjelasan awal, bila masih ASI, anak diberi ASI saja. Namun, bila tidak mengonsumsi ASI, anak bisa diberikan obat penurun demam dengan dosis ringan. Selain itu, berikan madu dan air putih. Juga bila sempat, bacakan shalawat kepada anak. Semoga Allah menyembuhkan sakitnya. Insya Allah.
Sekian penjelasan saya terkait hal-hal yang mesti disiapkan saat mengurus anak. Saya mohon maaf jika dalam tulisan ini terdapat kesalahan dan banyak kekurangan. Maklum, saya menulis ini berdasarkan pengamatan sekitar.

Ya, meski demikian, semoga saja saya mendapat info terkait parenting lagi. Lumayan bisa di-share, dipelajari sama-sama (walau saya pun masih lajang hehehe).