Sunday, May 31, 2015

Welcome June!

Selamat datang, Juni!

Iya, itulah kalimat minor yang mengawali tulisan iseng ini. Maklum, namanya juga ditulis saat pagi hari, menuju ke kantor kawasan Kasablanka, pun di Metro Mini pula.

Ada apa dengan Juni? Adakah yang terkesan atau bermakna dengan tibanya bulan keenam dalam setahun ini?

Bulan Juni, ya Juni, mengingatkan kita waktu bergulir begitu cepat. Rotasi Bumi yang mengakibatkan pergantian siang-malam, menunjukkan waktu berjalan lebih cepat. Selain itu, Juni, bulan pertengahan tahun menandakan bahwa enam bulan lagi Bumi akan mengalami revolusi. Subhanallah... sungguh cepat, ya.

Lebih dari sekadar itu, awal Juni--menurut saya--mengingatkan kita semua bahwa Ramadhan sebentar lagi, tak sampai sebulan, kita akan bertemu pada bulan penuh berkah ini. Subhanallah...

Satu hal lagi, khusus bagi saya, dengan datangnya Juni, mengingatkan saya bahwa sebentar lagi deadline kerjaan. Semua tugas harus segera selesai, buat soal, pembahasan, memasukkan gambar, lalu ditembak ke server. Kuncinya, bismillah saja. Inna ma'al 'usriyusraan... di mana ada kesulitan di situ pasti ada kemudahan. Walaupun banyak yang belum dikerjakan, semoga dilancarkan penyelesaian pekerjaan. Aamiin...



Friday, May 15, 2015

Untuk Anak, Apa sih yang Harus Disiapkan?

Memiliki anak merupakan impian seorang wanita. Bahkan, kaum Hawa pun berpendapat bahwa hidup akan lebih sempurna bila memiliki si buah hati; mengandung, menyusui, merawat, dan mendidiknya. Namun demikian, tak sedikit wanita beranggapan mengurus anak termasuk "hal mudah". Mengapa demikian? Apakah ada halangan dan rintangannya? Ataukah memiliki anak merupakan "tantangan" terberat kaum Hawa?

Memang, tak dimungkiri mengurus (mendidik dan merawat) buah hati merupakan "tugas utama" seorang wanita. Hal ini mengingat bahwa kaum Hawa merupakan "madrasah" pertama bagi anaknya. Dengan kata lain, dialah sumber pendidikan dan kasih sayang seorang anak.

Tentu kita sudah sering kali mendengar pernyataan "Mengurus anak itu capek, repot, ribet, tidak mudah, dan sebagainya." Padahal, kunci untuk mengatasinya sederhana saja, KEIKHLASAN. Mengurus anak memang jangan dijadikan beban. "Nikmati saja," kata ibu saya. 

Saya masih LAJANG, tapi terkadang sifat "iseng" saya muncul. Saya suka memperhatikan bagaimana wanita--terutama ibu saya--mengurus buah hati. Ya, menurut saya, memperhatikan hal itu cukup bermanfaat, lumayan untuk bekal nanti jika sudah menikah dan memiliki buah hati (aamiin).

Memiliki anak merupakan anugerah terbesar, bahkan terindah yang diberikan Sang Illahi. Kalau menurut ayah saya, "Memiliki anak merupakan kekayaan sesungguhnya." Bukankah sudah jelas bahwa anak termasuk "tabungan akhirat" sekaligus tanggung jawab kita sebagai seorang insan?

Berdasarkan pengamatan saya, baik melihat cara ibu maupun teman mengurus buah hati, merawat dan mendidik anak merupakan "tantangan terindah" bagi wanita. Dengan mengurus buah hati--setidaknya--banyak hal positif yang bisa kita peroleh (mengambil hikmahnya). Di antaranya, bisa melatih diri menjadi pribadi yang SABAR, IKHLAS, dan senantiasa BERSYUKUR. Mengapa SABAR? Ya, karena kita harus pandai-pandai memanajemen emosi saat mengurus anak. Tak dimungkiri terkadang seorang ibu merasa kesal dan ingin marah, sekaligus lelah dalam mengurus anak. Namun, bentuk-bentuk emosi "negatif" itu perlu ditahan, bahkan mesti diusahakan dihindarkan saat mengurus anak (apalagi anaknya masih balita).

Mengapa harus IKHLAS? Jawabnya sederhana saja, jika sesuatu dilakukan secara ikhlas, insya Allah berjalan dengan baik dan lancar, seakan semua tak terbebani, bahkan menjadi sebuah "kenikmatan" tersendiri--memunculkan kebahagiaan. Nah, kalau kaum Hawa mengurus anak dengan penuh keikhlasan, pasti akan sukacita hatinya; menikmati perannya menjadi ibu, sekaligus senang memperhatikan perkembangan dan pertumbuhan anak.

Terakhir, mengapa BERSYUKUR? Memperhatikan perkembangan dan pertumbuhan anak secara saksama, dengan sendirinya--berdasarkan penilaian saya--akan menimbulkan rasa syukur, betapa Sang Mahakuasa memberikan kesempatan kepada kaum Hawa untuk menjalankan peran mulianya, menjadi seorang ibu. Selain itu, menyadari atas karunia dan kenikmatan yang diberikan Allah dalam hidup ini, mendapatkan anak, berkesempatan untuk mengurusnya.

Setelah pemaparan di atas, saya akan menjelaskan kira-kira apa saja yang mesti "disiapkan" saat mengurus anak. Ini berdasarkan pengamatan saya, lho, tepatnya secara langsung mengamati cara ibu saya mendidik anak. Maklum, saya memiliki adik bungsu yang masih kecil (sekarang dalam tahap perkembangan masa kanak-kanak awal) sehingga saya  "berkesempatan" memperhatikan bagaimana ibu mengurus si bungsu.

Ada beberapa hal yang mesti--secara umum--disiapkan saat mengurus anak. Hal ini antara lain:

  • Siapkan tisu, kapas, dan towel (saputangan berbahan tebal). Terkait tisu, usahakan ada tisu basah non-alkohol. Tapi perlu diperhatikan juga, apakah sensitif terhadap kulit buah hati. Ini mengingat kulit balita, terutama bayi, sangat rentan terkena iritasi.
  • Sediakan minyak tawon dan minyak telon. Mengapa harus minyak tawon? Alasannya sederhana saja. Bayi berusia 6 bulan atau mulai tengkurap dan/atau melakukan aktivitas motorik dan kognitif lainnya, setidaknya tak sengaja dia akan terjatuh. Umumnya, terjatuh dari tempat karena keaktifannya. Kalau sudah seperti ini, tidur biasanya akan timbul benjolan atau memar si bagian tangan, kaki, atau kepala. Di sinilah gunanya ada minyak tawon, yakni sebagai minyak urut untuk mengecilkan/ menghilangkan memar tersebut. Selain itu, minyak tawon juga berguna untuk "menghilangkan" gigitan serangga, seperti nyamuk dan semut. Di samping minyak tawon, minyak telon juga berperan cukup penting. Salah satunya, anak pasti pernah mengalami masuk angin atau gejala-gejalanya. Minyak telon ini setidaknya bisa menghangatkan tubuh anak atau mengurangi rasa kembung bagi anak.
  • Sediakan madu. Madu tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan, tapi juga menyembuhkan luka. Namanya juga anak-anak, pasti pernah mengalami luka, entah terjatuh atau terkena sesuatu. Bila masih dalam tahap kobes atau lecet, si ibu cukup memberikan minyak tawon. Tapi, bagaimana kalau lukanya bisa mengeluarkan darah banyak, kulit "robek" dan bocor? Usahakan ibu/ ayah jangan terlalu panik. Jika ada madu, oleskan pada bagian yang luka. Insya Allah madu dapat menghentikan pendarahan dan kulit yang robek pun secepatnya merapat kembali. Lagi pula, kasihan buah hati jika harus dibawa ke dokter, lalu dijahit, menangis kencang, dan pasti orangtua tidak akan tega melihatnya.
  • Selain beberapa benda tersebut, kestabilan emosi juga penting disiapkan. Salah satunya saat mengetahui bahwa buah hati sakit. Saat dalam tahap infant dan batita, anak tidak jauh terkena demam, flu, batuk, dan diare. Terkait dengan flu, batuk, dan diare, sebaiknya lihat perkembangan kesehatan anak sekitar 1x24 jam. Jika daya tahan tubuh semakin lemah, bisa dibawa ke dokter. Namun, jika anak masih mengonsumsi ASI, si ibu tak perlu terlalu khawatir dan panik. Bila mau, si ibu minum obat ringan yang biasa dikonsumsi saat ketiga sakit tersebut dialami, tapi dosisnya setengah saja. Setidaknya, anak akan menyerap saripati obat tersebut melalui ASI. 
  • Di samping itu, jika buah hati terkena demam, ketahui dulu penyebabnya. Apakah karena imunisasi atau tidak. Bila karena imunisasi, itu merupakan hal wajar. Terlebih, jika masih ASI, si ibu hanya memberikan ASI untuk anaknya, insya Allah perlahan demam turun. Namun, bila demam anak terjadi bukan karena imunisasi, diusahakan orangtua, terutama ibu tidak terlalu panik. Lihat dan pantau terus keadaan anak 2x24 jam. Usahakan selalu mengecek suhu tubuh anak. Kembali lagi pada penjelasan awal, bila masih ASI, anak diberi ASI saja. Namun, bila tidak mengonsumsi ASI, anak bisa diberikan obat penurun demam dengan dosis ringan. Selain itu, berikan madu dan air putih. Juga bila sempat, bacakan shalawat kepada anak. Semoga Allah menyembuhkan sakitnya. Insya Allah.
Sekian penjelasan saya terkait hal-hal yang mesti disiapkan saat mengurus anak. Saya mohon maaf jika dalam tulisan ini terdapat kesalahan dan banyak kekurangan. Maklum, saya menulis ini berdasarkan pengamatan sekitar.

Ya, meski demikian, semoga saja saya mendapat info terkait parenting lagi. Lumayan bisa di-share, dipelajari sama-sama (walau saya pun masih lajang hehehe).